Rabu, 19 Oktober 2011

SIKLUS PRODUKSI


SIKLUS PRODUKSI
Produksi merupakan aktivitas yang menghasilkan output dalam bentuk barang maupun jasa. Produksi merupakan inti dari kegiatan perusahaan karena tanpa memproduksi barang atau jasa, perusahaan belum bias disebut mencapai tujuan utamanya, yaitu berupa mendapatkan keuntungan dan menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Pada siklus produksi terdapat rangkain kegiatan usaha dan operasi pemrosesan data yang terus terjadi,  secara berulang-ulang berkaitan dengan pembuatan produk atau jasa.

A.  Pengertian Siklus Produksi

Apakah yang dimaksud dengan siklus produksi ? siklus profuksi merupakan serangkaian kegiatan usaha untuk mengasilkan produk atau barang secara terus-menerus. Keberadaan system informasi akuntansi sangat penting dalam siklus produksi, dengan system informasi akuntansi membantu menghasilkan informasi biaya yang tepat dan waktu kerja yang jelas untuk dijadikan masukan bagi pembuat keputusan dalam perancanaan produk atau jasa yang dihasilkan, berapa harga produk tersebut, dan bagaimana perencanaan penyerapan dan alokasi sumber daya yang diperlukan, dan yang sangat penting adalah bagaimana merencanakan dan mengendalikan biaya produksiserta evaluasi kinerja terhadap produktifitas yang dihasikan.

Pada saat pengambilan keputusan, biasanya dibutuhkan banyak bahan informasi secra lebih rinci tentang biaya, dibandingkan data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi yang ditrima umum. Jadi, dalam membuat perencanaan biaya produksi, peranan system informasi akuntansi merencanakan desain siklus produksi yang mencakup data tentang biaya dan sumber daya yang tersedia untuk dijadikan pengambilan keputusan.

B.  Kegiatan Siklus produksi
Peranan akuntan perusahaan dalam kegiatan siklus produksi umumnya berada pada siklus akuntansi biaya, namun peranan lain tetap dituntut kepada mereka untuk saling berkoordinasi dengan siklus lain.
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si                            
                                                            Hal : 97
1.    Desain Produk
Desain produk merupakan langkah pertama dalam siklus produksi. Membentuk barang sesuai dengan pesanan serta memiliki syarat-syarat yang telah ditentukan oleh pemesan, misalnya kualitas, ketahanan fungsi, dan dapat meminimalkan biaya produksi. Meski melalui syarat-syarat ini sering menimbulkan kontradiksi dengan bagian lainnya, namun membuat desain produk merupakan tugas yang menantang dan menarik untuk dilakukan.

a.      Dokumen, formulir, dan prosedur
Pada kegiatan desain produk, digunakan dokumen yang berkaitan dengan daftar bahan buku yaitu berisi informasi nomor bahan baku, deskripsi, serta jumlah masing-masing komponen bahan baku yang digunakan dalam satu unit produk. Selanjutnya, digunakan daftar oprasi yang berisikan informasi jumlah tenaga kerja langsung maupun tidak langsung serta penggunaan mesin untuk memproses barang menjadi barang jadi.

b.      Peran akutansi
Peranan akutansi dalam kegiatan produksi sangat penting. Paa akuntan dapat mempengaruhi pemakaian biaya produksi serta besarnya keuntungan yang akan diperoleh apabila memproduksi barang tersebut. Namun demikian, informasi yang berasal dari akuntan harus dijadikan alat pengambilan keputusan, terutama untuk mentukan ongkos produksi. Ongkos produksi dapat ditekan misalnya dengan menggunakan jumlah komponen secara bersama-sama kepada produk berbeda berdasarkan rekomendasi dari akuntan.

2.      Perencanaan
Pada siklus produksi langkah perencanaan memiliki peranan penting. Perencanaan melaksanakan langkah-langkah antisipasi untuk memenuhi permintaan barang dalam jangka pendek, terutama permintaan yang mendadak , tapi tidak menggangu persedian barang di gudang. Kegiatan ini juga melakukan analisis bagaimana produksi dapat dilakukan secara efisien untuk memenuhi pesanan yang akan dating.

 
Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                        Hal : 99

3.    Operasi roduksi
produksi actual dari produk (oprasi produk), merupakan produk yang dihasilkan perusahaan. Masing-masing perusahaan memiliki aktivitas yang berbeda dalam memproduksi barang, namun semua perusahaan tetap sama-sam, membutuhkan data tentang bahan baku, tenaga kerja, biaya overhead. Saat ini, penggunaan teknologi mendominasi perusahaan untuk memproduksi barang, misalnya mesin-mesin robot yang dikendalikan oleh computer yang secara signifikan mampu menekan ongkos produksi dan meinimalkan tingkat kesalahan produksi.

C.  Pengendalian Siklus Produksi
System informasi akutansi yang didisain dengan tepat dapat memberikan pengendalian yang berarti bagi pelaksanaan siklus produksi,pengendalian yang terkait dalam siklus produksi meliputi kegiatan adanya otorisasi yang jelas terhadap perolehan aktiva tetap dan produk yang dihasilkan, perlindungan terhadap persediaan barang dalam proses dan aktiva tetap, pencatatan terhadap transaksi siklus produksi yang dilakukan secara valid, adanya perlindungan dan pemeliharaan dari pencurian terhadap catatan penting siklus produksi dan yang sangat berpengaruh adalah dimana siklus produksi dapat dilakukan secara efektif dan selktif.

1.    Pengendalian desain produk

Desai produk yang dibuat tanpa menggunakan perencanaan yang matang dapat mendatangkan kerugin perusahaan. Penggunaan bahan baku khusus untuk produk yang sama dapat meningkatkan biaya pembelian yang sama .

2.    Pengendalian perencanaan

Ancaman yang biasanya muncul pada perencanaan siklus produksi adalah kelebihan produksi atau kekuragan produksi. Kelebiahan produksi dapat berakibat tingginya biaya penyimpanan.


Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 100-101
D.  Peranan informasi siklus produksi

Pada siklus produksi di butuhkan informasi biaya oleh pihak internal dan eksternal perusahaan, peranan SIA menyiapkan informasi yang berguna untuk berbagai tingkatan manajemen. Manajemen sebagai pihakinternal mebutuhkan informasi biaya untuk kepentingan membuat keputusan tentang biaya yang dibutuhkan memproduksi dan bentuk produksi ynag dibuat.
Sedangkan secara eksternal, biaya harus dibandingkan dengan benar terhadap laporan keuangan. Beberapa catatan utama yang terdapat  pada system akutansi biaya secara convensionalmenunjukan pengalokasian BOP yang tidak tepat dan kinerja di pabrik tidak sesuai dengan otomatisasi yang terjadi.

1.    Alokasi yang tidak tepat terhadap biaya overhead

Jika mengacu kepada system biaya-biaya convensional, lebih banyak digerakan oleh kuantitas, seperti jam tenaga kerja langsung atau jam mesin yang di bebankan biaya overhead langsung kepada barang, namun dalam praktiknya, biaya overhead tidak menunjukan perubahan secra langsung sesuai dengan kuantitas produksi. Berbeda misalnya dengan biaya penjual, akan menyerap ke dalam harga yang dibayarkan oleh planggan.

2.    Ketidaksesuaian Kinerja
Sesungguhnyadalam praktik produksi modern, sasaran untamanya harus terpusat pada totalitas manajemen mutu. Para pelaksana dalam pabrik membutuhkan informasi mengenai proses produksi berlangsung, termasuk jumlah yang cacat, frekuensi kerusakan mesin, persentase barang jadi yang diselesaikan pada pengerjaan ulang, serta persentase kecacatan yang ditemukan oleh pelanggan. System informasi produksi terpisah dari system akutansi biaya, ini terjadi pada system akutansi biaya convensional. Dalam pengukuran kinerja, data biaya dan pengoprasiaan harus diintegrasi kedalam satu system.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si
                                                                                Hal : 102-103


Kesimpulan
Siklus produksi ialah rangakaian aktivitas bisnis dan oprasi pemrosesan data terkait yang terus terjadi, berkaitan dengan pembuatan produk. System informasi akutansi (SIA) memainkan peranan penting dalam siklus produksi. Informasi akutansi biaya yang akurat dan tepat dan tepat waktu merupakan input penting dalam keputusan mengenai hal brikut : bauran produk (apa yang akan diproduksi); penetapan harga produk; alokasi dan perencanaan sumber daya: manajemen biaya (merencanakan dan mengendalikan biaya produksi, mengevaluasi kinerja).
                     Aktivitas siklus produksi terdiri atas desain produk, perencanaan dan penjadwalan, oprasi produk, akutansi biaya, aktiva tetap harus diberikan kode garis untuk memungkinkan pembaruan yang cepat dan priodik data base aktiva tetap. Fungsi kedua dari SIA yang didesain dengan baik, memberikan pengendalian yang memadai untuk memenuhi tujuan siklus produksi sebagai berikut:
·         Semua produksi dan peroleha aktiva tetap diotorisasikan dengan baik
·         Persedian barang dalam proses dan aktova tetap terjaga
·         Siklus produksi yang valid dan sah akan dicatat
·         Siklus produksi dicatat dengan akuarat
·         Aktivitas siklus produksi dilakukan secara efisien dan efektif.



Judul buku: system informasi akuntansi,  penerbit: Ghalia Indonesia, pengarang: Dr.mardi,m.si




                                                                                                Hal : 103

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER


AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER
Kasus integratif: Northwest industries
Segerah setelah mempelajari cara menggunakan software audit untuk computer, jasot scott di tugaskan pada sebuah proyek di seattle paper products (SPP). Perusahaan tersebut sedang memodifikasi system penggajian di department penjualannya, untuk mengubah cara menghitung komisi penjualan. Di bawah system yang lama,komisi mrupakan persentase tetap dari nilai penjualan. System baru ini jauh lebih rumit, dengan tariff komisi yang berbeda-beda tergantung pada produk yang dijual dan nilai total volume penjualan.
            Tugas Jason yang pertama adalah menggunakan software audit untuk menulis program pengujian simulasi pararel, yang menghitung komisi penjualan dan membandingkan hasilnya dengan yang dihasilkan oleh system yang baru. Jason mendapatkan dokumentasi penggajian yang dibutuhkannya dan rincian tentang kebijakan komisi penjualan yang baru.
            Jason mendapatkan file yang berisi transaksi penjualan untuk untuk periode penggajian trakhir dan menggunakannya untuk menjalankan programnya. Dia sangat terkejut, karna hasil perhitungannya lebih rendah $5.000 dari pada yang dihasilkanoleh program baru SPP; bahkan, terdapat perbedaan individual atas sekitar separuh dari pegawai penjualan perusahaan. Jason memeriksa ulang kode program tapi tidak dapat meneukan kesalahan apa pun.Dia memilih seorang pegawai  penjual yang catatannya memiliki perbedaan perhitungan, dan menghitung ulang komisi yang tercatat secara manual. Hasilnya sesuai denagn hasil sebelumnya dari progam miliknya.Dia dan berkesimpilan bahwa progam miliknya sudah benar kesalahan terletak pada progam yang baru. Berdasarkan kesimpulan ini, dia memikirkan beberapa pertanyaan berikut:
1.      Bagaimana sebuah kesalahan pemrograman yang sangat segnitifkan seperti ini terlewat oleh para pembuat program berpengalamn yang meninjau dan menguji system baru tersebut secara keseluruhan?
2.      Apakah ini merupakan kesalahan yang tidak disengaja atau mungkinkah ini merupakan kasus penipuan lainnya?
3.      Apa yang dapat dilakukan untuk menemukan kesalahan dalam program tersebut?

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
                                                                                                                        Hal: 387-388
PENDAHULUAN
Bab ini berfokus pada berbagai konsep dan teknik yang digunakan dalam melakukan audit SIA. Para auditor disewa untuk berbagai jenis tugas dan tanggung jawab. Banyak organisasi yang memperkerjakan auditor internal untuk mengevakuasi jalannya oprasi perusahaan. General accounting office dan pemerintah Negara bagian juga memperkerjakan auditor untuk mengevaluasi kinerja manajemen dan kesesuaian dengan keinginan legislative dalam berbgai departemen milik pemerintah. Departemen pertahanan memperkerjakan auditor untuk melakukan tinjauan atas catatan keuangan perusahaan-perusahaan terbuka menyewa auditor eksternal untuk memberikan tinjauan independen atas laporan keuangan mereka.
            Bab ini ditulis terutama berdasarkan prespektif dari auditor internal. Auditor internal secara langsung bertanggung jawab untuk membantu pihak manajemen meningkatkan evektifitas dan evesiensi organisasional termasuk membantu mendesain dan mengimplentasikan SIA yang memberikan kontribusi pada tujuan perusahaan. Sebaliknya, auditor eksternal terutama bertanggung jawab pada pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan dan investor, dan hanya secara tidak langsung berkepentingan dalam berefektivitas SIA Perusahaan. Diluar perbedaan ini, banyak konsep dan teknik audit internal yang didiskusikan dalam bab ini yang dapat di terapkan untuk audit eksternal.
            Bagian utama dari bab ini membarikan gambaran umum proses audit, linkup dan tujuan kegiatan audit internal, serta langkah-langkah proses audit. Bagian kedua mendeskripsikan sebuah metodologi dan serangkaian teknik untuk mengevaluasi pengendalian internal SIA. Bagian ketiga, mendiskusikan teknik evaluasi atas keandalan dan integritas informasi SIA baggian trakhir, merupakan tinjauan terhadap audit oprasional SIA.

SIFAT AUDIT
American accounting association telah merumuskan definisi umum berikut ini untuk audit. Audit adalah sebuah proses sistematis untuk secara objecktif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai pernyataan perihal tindakan dan transaksi bernilai ekonomis, untuk memastikan tingkat kesesuaian antara pernyataan tesebut dengan criteria yang telah ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasil-hasilnya pada para pemaki yang berkepentingan.
           
Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
Hal : 388-389
Audit membutuhkan pendekatan langkah perlangkah yang dibentuk dengan perencanaan teliti serta pemilihan dan pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat rekomendasi, auditor membuat criteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai dasar evaluasi.

            Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir jikaoutput telah benar dihasilkan dari input system, maka pemrosesan pastilah andal.pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer , menggunakan computer untuk memeriksa kacukupan pengendalian system, data dan output. Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit melalui computer.

Standar-Standar Audit internal
Berdasarkan institute of internal auditor (IIA, tujuan dari audit internal adalah untuk mengevaluasi kecukupan dan evektifitas system pengendalian internal perusahaan, serta menetapkan keluasan dari pelaksanaan tanggung jawab yang benar-benar dilakukan. Kelima standar lingkup audit IIA memberikan garis besar atas tanggung jawab auditor internal:
1.      Melakukan tinjauan atas keandalan dan integritas informasi oprasional dan keuangan, serta bagaimana hal tersebut diidentifikasi, diukur, diklasifikasi dan dilaporkan.
2.      Menetapkan apakah system telah didisain untuk sesuai dengan kebijakan oprasional dan pelaporan,perencanaan,prosedur,hokum,dan peraturan yang berlaku.
3.      Melakukan tinjauan mengenai bagaimana asset dijaga, dan memverivikasi keberadaan asset tersebut.
4.      Mempelajari sumber daya perusahaan untuk menetapakan seberapa efektif dan efisien mereka digunakan.
5.      Melakukan tinjauan atas oprasional dan program perusahaan, untuk menetapkan apakah mereka dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka.


Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         
Hal : 389
Bagaimana organisasi sekarang ini, menggunakan SIA terkomputerisasi untuk memproses, menyiapan, dan mengendalikan informasi perusahaan. Untuk mencapai kelima tujuan yang telah disebutkan diatas, seorang auditor internal memiliki kualifikasi untuk memeriksa seluruh elemen SIA yang terkomputerisasi dan menggunakan computer sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan audit tersebut. Dengan kata lain , keahlian computer merupakan hal yang penting untuk melaksanakan audit internal.

Jenis-jenis Kegiatan Audit Internal

Terdapat tiga jenis audit yang biasanya dilakukan,yaitu:
1.      Audit keuangan memeriksa keandalan dan integritas catatan-caatan akutansi (baik informasi keuangan dan oprasional) dan menghubungkan dengan standar pertama dari kelima standar lingkup audit internal. Para auditor biasanya mengaudit diluar computer (audit around the computer) dan tidak menghiraukan computer dan program-programnya. Mereka hanya mempelajari catatan dan output dari system tersebut, dan berpikir
2.      Audit system informasi melakukan tinjauan atas pengendalian SIA untuk menilaia kesesuaiannya dengan kebijakan dan prosedur pengendalian serta efektifitas dalam menjaga asset perusahaan. Lingkupnya secara kasar berhubungan dengan standar kedua dan ketiga dari IIA.
 maka pemrosesan pastilah andal.pendekatan yang telah baru, yaitu audit melalui computer , menggunakan computer untuk memeriksa kacukupan pengendalian system, data dan output. Sebagian besar teknik audit yang didiskusikan dalam bab ini melibatkan audit melalui computer.

3.      Audit oprasional atau manajemen berkaitan dengan penggunaan secara ekonomis dan efesien sumber daya, serta pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Lingkupnya berhubungan dengan standar keempat dan kelima.pelaksanaan teknik yang tepat dengan hati-hati. Dalam membuat rekomendasi, auditor membuat criteria-kriteria, seperti prinsip-prinsip manajemen dan pengendalian, yang telah dijelaskan dalam bab-bab sebelumnya, sebagai dasar evaluasi.

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                  
 Hal : 390
Tinjauan menyeluruh proses audit
Seluruh audit menggunakanurutan kegiatan yang hamper sama, hingga dapat dibagi kedalam empat langkah :
1.      Merencanakan
2.      Mengumpulkan bukti
3.      Mengevaluasi bukti
4.      Dan mengkomunikasikan hasil audit
Menyajikan tinjauan menyeluruh proses audit, denngan menspesifikasikan beberapa prosedur yang biasanya dilakukan untuk setiap tahap tersebut. Bagian ini mendiskusikan keempat tahap audit dan kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara lebih terinci.

Merencanakan Audit
Tujuan dari perencanaan audit adalah untuk menetapkan:
1.      Mengapa
2.      Bagaimana
3.      Kapan
4.      Dan oleh siapa audit akan dilaksanakan
Langkah utama dalam perencanaan audit adalah menetapkan lingkup dan tujuan audit. Contohnya, lingkup audit sebuah perusahaan terbuka meluas hingga kepara pemegang saham perusahaan dengan tujuan mengevaluasi kejujuran penyajian laporan keuangan. Sebaliknya, audit internak mungkin memeriksa seluruh devisi, departemen tertentu, atau sebuah aplikasi computer. Audit internal dapat berfokus pada pengandalian internal, informasi keuangan, kinerja oprasional, atau beberapa kombinasi dari ketiga audit tersebut.
            Sebuah tim audit yang memiliki pengalaman dan keahlian yang dibutuhkan akan dibentuk. Para anggota tim menjadi lebih dalam mengenali pihak yang diaudit (auditee) melalui diskusi dengan personil tingkat supervisor dan oprasional, melakukan tinjauan.

Judul buku: accounting information system, penerbit : Salemba Empat, Pengarang : marshall b.romney & paul john steinbart                         

Hal : 390